BACAAN : MARKUS 10 : 35 - 45 (Ayat 42-45)
Dewasa ini, keinginan untuk
mendapatkan pekerjaan bagi anak-anak sangatlah tinggi namun juga sangatlah
susah/rumit. banyak orang tua tidak tega melihat anak-anaknya menjadi
orang-orang yang masuk dalam kategori pengangguran. Oleh karena itu mereka
(orang tua) menempuh berbagai cara yang penting anak-anaknya mendapatkan
pekerjaan.
Berbagai kebijakan yang ditempuh
di buat oleh mereka (orang tua), jalur keluarga sampai-sampai mengorbanankan
materipun dilakukan.
Tapi, setelah
anak mendapatkan pekerjaan, sepertinya mereka tidak merasa puas dengan jabatan-jabatan yang ditawarkan. Banyak
orang tua/anak-anak ingin segera menepati posisi-posisi bergengsi/penting dalam
tempat mereka bekerja. Namun kalau keinginan meraka tidak tergapai untuk
jabatan-jabatan tersebut (Pemimpin). Yang penting berada sebagai orang
kepercayaan (tangan kanannya bos). Hal ini dibuat agar dapat dikenal, berkuasa
dan sewaktu-waktu dapat mengambil alih kepemimpinan.
Semuanya
itu mereka kerjakan bukan untuk sebua pengabdian namun hanya ingin mengejar
popularitas karena itu hampi disetiap unit kerja (pemerintah maupun swasta)
terjadi banyak sekali kasus-kasus tentang perebutan kekuasaan/Kepemimpinan.
Semua
orang tua inginkan anak-anaknya menempati posisi-posisi penting ditempat mereka
mengabdi. Banyak orang tua memberi harapan kepada anak-anak bahwa yang penting
anak.a maju saja maka orang tua (papa/mama) akan menghalalkan segala cara untuk
anaknya.
Keinginan untuk
mendapatkan kedudukan/jabatan pada posisi penting pernah terjadi dikalangan para murid, Yakobus
dan Yohanes adalah murid-murid pertama yang dipanggil oleh Tuhan Yesus , mereka
merasa punya relasi khusus dengan Tuhan Yesus karena orang tua mereka memiliki
ikatan persaudaraan (Maria Ibu Yesus dengan Salome Ibu dari Yakobus dan
Yohanes) karena itu bila kita mempelajari perikop Dari Kitab Markus Pasalnya
yang ke 10 ayat 35 sampai dengan 45
membandingkan dengan perikop pararel yakni Matius pasalnya 20 ayat 20 sampai 28
memiki perbedaan dan persamaan Yaitu :
KESAMAAN
|
PERBEDAAN
|
Yesus sedang menjelaskan tentang penderitaan yang
akan Ia Jalani kepada murid-muridnya
|
Dalam Markus 10 : 35-45, yang meminta tahta,
jabatan, kedudukan ialah Yakobus dan Yohanes sedangkan pada Matius 20 : 20-28
yang meminta akan hal tersebut ialah Salome ibu mereka agar mereka bisa
mendapat tempat yang istimewa pada sisi Tuhan Yesus untuk turut serta
memerintah dalam kerajaan yang dibbangun Yesus
|
Apa
memang Yakobus dan Yohanes maupun ibu mereka sudah membayangkan jalan-jalan
yang akan dijalani oleh Yesus, sehingga mereka meminta untuk ada dikiri-kanan
Yesus untuk melindungi/mem-back up ataukah mereka hanya sekedar mencari popularitas
untuk ikut berkuasa dan lebih terkenal lagi. Mereka sangat yakin bahwa
permintaan mereka pasti akan dikabulkan oleh Tuhan Yesus karena ada hubungan
kekeluargaan diantara mereka.
Mendengar
permintaan dari Yakobus dan Yohanes itu Yesus pun bertanya kepada mereka (Ayat 38) lalu meraka pun menjawab, Kami
dan cawan dan baptisan yang dimaksud Yesus ialah penderitaan yang nantinya
segera di jalani oleh Tuhan Yesus. Ternyata Yakobus dan Yohanes menyatakan
bahwa mereka telah siap dan sanggup menjalaninya bersama-sama dengan Tuhan
Yesus.
Yesus
menjawab mereka bahwa, berarti kamu siap untuk menderita karena membela dan
mempertahankan kebenaran injil. Tapi hal duduk disebelah kanan ataupun kiriku
pada kerajaan itu bukanlah urusanKu, Aku tidak berhak memberikannya (Ayat 40). Permintaan Yakobus dan
Yohanes menimbulkan kemarahan dari ke sepuluh (10) murid yang lain menyikapi
situasi para murid itu, Ia memanggil mereka dan mengajrkan kepada mereka
tentang kebesaran dan keteladanan sebagai pengikut-pengikut-Nya, sebab dalam pikiran mereka bahwa menjadi murid/
pengikut Yesus berarti menjadi tangan kanan/kiri dari Tuhan – menjadi terhormat
– orang-orang besar, tuan-tuan yang memerintah dengan tangan besi melainkan
harus menjadi pelayan, menjadi Hamba yang melayni, rela berkorban bagi orang
lain.
Jadi
saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, semua jabatan yang dikenakan
kepada kita bukanlah jabatan-jabatan komersial namun merupakan jabatan-jabatan
pelayanan yang berpola pada Kristus sama dengan pelayanan dan hamba yang
melayani bukan sebaliknya (Filipi 2 :
7-8).
Ingat : semakin kita hidup
merendahkan diri maka semakin tinggi martabat kita tapi semakin kita
meninggikan diri (Sombong, angkuh, egois)
dan tunjuk kuasa semakin memperhatikan martabat kita yang rendah
Belajarlah menjadi orang-orang yang rendah hati agar hidupmu terus
diberkati dan menjadi berkat buat banyak orang
Refleksi _Pdt. Nn. M. Rangotwat, STh
Editor : Adi Ngingi (Janeza.adi@gmail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar